Adalah ia musuh terselubung bermuka dua.
Merampas hak sejati sendi-sendi kehidupan untuk sejenak saja bernapas.
Adakah ia tahu
Bahwa ia sering mencabikku.
Menenggelamkan aku ke dalam samudera beresensi peluh.
Terkadang ia datang hanya sebagai bayangan. ABSTRAK sungguh.
Tapi nyatanya ia menghunus pedang tepat di ulu hatiku.
Aku takut.
Terkadang dia meraba seluruh tubuhku.
Mencaci aku.
Melayangkan tamparan tepat mengenai muka.
Melukai perasaan.
Ia masuk ke rusuk tulangku bagaikan selongsong peluru tumpul nan mematikan.
Aku sampai tidak bisa nafas.
Nyaris mati.
Meninggalkan penderitaan berkepanjangan.
Jikalau aku lengah bisa saja ia memancung kepala dan seluruh akal sehat yang terpatri dalam labirin sel didalamnya.
Menguliti tubuhku perlahan.
Sampe lepas seluruh kulitku.
Aku benci dia.
Hey!
Mana tanggung jawabmu?
Sekian lama aku menderita.
Sekian lama aku trauma.
Sekian lama aku membenci diri.
Menafikkan hidup serta ingkar dari kenyataan bahwa ia adalah aku.
Dan selalu aku.
Sampai aku tidak mau menjadi aku.
Aku benci dia.
Akan kuhimpun seluruh tenaga.
Sehingga hegemoni terasa membakar kalori.
Segenap energi kuhasilkan.
Sehingga batin ini siap siaga.
Terjaga niat kuhadapi.
Terjaga niat kuhadapi.
Karena
Aku benci dia
Aku benci dia
Aku benci PUTUS ASA.
Ini keren.. dr awal aku udah pengen tau ini apa/siapa sih yg diomongin? pengen baca terus sampe abis.. ternyata si putus asa toh..
ReplyDeleteknapa judulnya prosa tanpa koma?