lough erin shore

lough erin shore
berceloteh dan berceloteh serta berceloteh.

Monday, December 6, 2010

Budaya Antri.
       
        Bukti konkrit kecelakaan dan kekisruhan yang berujung pada anarki banyak kita temukan dewasa ini sebagai hasil akibat budaya masyarakat kita yang kurang baik ini. Mengantri memang menjadi budaya yang begitu sulit dipraktekkan, pasalnya hampir semua kalangan usia tidak terbiasa antri. Yap, tepatnya budaya antri memang jelas bukan milik kita. Desak sana sini, semua punya prioritas, dikejar waktu dan semua yang egois ingin mendahulukan kepentingannya makin menambah carut-marutnya keadaan sehingga kesempatan berpikir jernih pun hilang. Jika dalam 1 barisan terdapat 50 orang yang mengantri dan seperempatnya berbuat kecurangan atau menyalip, maka bisa dibayangkan hal atau tujuan yang seharusnya tercapai menjadi terhambat bahkan tertunda pelaksanaannya. Dampak terbesar dari sikap ini bisa jadi sangat merugikan. Tergencet; terinjak; luka-luka; kehilangan sanak keluarga; sarana dan prasarana umum rusak kemudian perkelahian adalah konsekuensi yang harus dibayar mahal dari kebiasaan tidak suka mengantri.

          Esensi dari mengantri adalah toleransi terhadap hak bersama dan waktu, dengan menggarisbawahi disiplin menahan diri demi kemaslahatan bersama. Sehingga, hal yang sederhana seperti ini pun (mengantri.RED) bisa menjadi esensial jika dilakukan bersama. Tentu saja perlu kuantitas lebih dalam meningkatkan kesadaran individu mengenai pentingnya kebiasaan hidup antri karena pengaruh lingkungan dan jenjang intelektual yang terlibat harus tetap disaring. Jika saya boleh berujar, sebaiknya pemerintah menetapkan satu kebijakan public policy dengan memetakan antri sebagai fokus utama layaknya Beijing yang ditetapkan pemerintah China sebagai kota percontohan bagi negaranya. Disini ada 3 players yang bermain yaitu tata tertib, aparat dan masyarakat. Bagaikan sebuah rantai kehidupan, tata tertib yang telah disahkan pemerintah secara mau-tidak mau mengikat masyarakat untuk menaati ketertiban kemudian ada aparat yang mengawasi penyelanggaraan kebijakan yang kemudian akan menindak tegas hal-hal yang out of the line. Tentu saja aparat harus JUJUR! agar masyarakat menjadi simpatik dan menerima apapun yang ditimpakan serta mampu menjadi contoh. Ada beberapa hal yang bisa diterapkan secara sederhana misalnya dengan memberi marjin antrian, mengecat lantai warna merah dan membatasi antrian dengan prasarana khusus sampai yang berbau teknologi semisal warning alert buatan anak bangsa yang akan berbunyi jika seseorang melintas pagar pembatas saat antri. Hal lainnya bisa juga dilakukan bimbingan konseling individu untuk menyadarkan terhadap pentingnya kebiasaan mengantri. Naif memang, mengingat kita belum tahu apa yang akan terjadi di kemudian hari dari adanya konseling. Well, setidaknya kita berusaha berubah atau menyumbang aspirasi, karena saya rasa sangat sulit mengubah suatu peradaban masyarakat hanya dalam 1 tahun! Yap, perlu berkegiatan ekstra dan komphrehensif. Setidaknya dibutuhkan 1 dekade untuk mengubah suatu budaya yang notabene adalah kurang baik ke arah yang lebih baik. Sejak awal, saya benar-benar secara nyata menyadari betapa mengantri menjadi perilaku sosial yang begitu penting karena mampu mempengaruhi cara pandang dan sikap hidup bangsa untuk menciptakan ketertiban dan kedamaian serta cinta negeri. Bahkan, harus dididik mulai dari awal generasi anak kita. Karena melalui budaya ini, seseorang dibiasakan dan dididik secara otodidak untuk sabar; mampu menahan diri; toleransi terhadap kepentingan orang lain juga belajar menghargai orang lain. Jika budaya antri sudah sukses mengakar kuat di masyarakat walhasil pemandangan ini akan sangat indah untuk dilihat, layaknya melihat semut yang berjalan rapi beriringan dan antri bergiliran masuk ke sarangnya. Kita sebagai masyarakat pun merasakan kepuasan tinggal di negara ini karena aman, tertib, teratur serta nyaman. Keadaan-keadaan tersebut bisa menjadi nilai plus yang seketika membawa negara kita mendapat penghargaan nyata yaitu berupa cap sosial yang positif. Saya sangat yakin keteraturan yang tercipta mampu mencuri perhatian wisatawan domestik maupun internasional untuk datang melancong karena keindahan budaya negara kita yang sangat senang mengantri.


.alda

Thursday, November 18, 2010

Arogansi
Sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna berjuluk manusia, pada dasarnya mereka di dunia terlahir sebagai pemenang dalam marjin atau ruang apapun. Sempurna karena diberi ruh untuk hidup; sempurna karena dianugerahi paras yang elok dan rupawan; sempurna karena dianugerahi akal pikiran yang meningkatkan derajat intelektualitas; sempurna karena dianugerahi kecerdasan untuk berpikir; sempurna karena dikaruniai rasa cinta yang membuat diantara mereka berlawanan jenis mampu saling menyayangi; sempurna karena Tuhan begitu menjadikannya sempurna. Subhanallah. Dengan segala filosofi kesempurnaan maka pemikiran manusia itu dinamis sehingga tanpa sadar mereka selalu bermimpi dan terus beralih pada mimpi-mimpi baru (MARA, 2010). Filosofi itulah kemudian melahirkan sebuah identitas yang baru bertitel arogansi. Banyak asal muasal yang dapat dijelaskan mengapa sebuah arogansi bisa terbentuk mengingat dinamisnya pemikiran manusia tersebut. Tetapi yang bisa digarisbawahi adalah bagaimana memaknai arogansi menjadi suatu hal yang positif dalam koridor yang jelas. Arogansi menjaga kita untuk selalu kuat dalam tempaan hidup. Bagi saya, arogansi dan optimisme memiliki similarity. Arogansi itu sangat perlu untuk menguatkan identitas kita sebagai perempuan atau laki-laki dengan intelektualitas tinggi. Arogansi yang saya maksud bukan berarti menyombongkan diri atau ingin kelihatan hebat tetapi percaya diri terhadap kemampuan diri serta menguatkan diri. Sehingga pada suatu ketika mereka dihadapkan pada sebuah ruang problematika yang sempit atau ujian kesabaran menghadang ke muka, mereka mampu bertahan. Banyak pemain besar dunia yang menuai sukses karena arogansinya. Perlahan tapi pasti mereka belajar dan terus belajar sehingga kemudian mampu membahasakannya secara bijaksana. Ah, rasanya saya ingin jadi mereka! Hmm..tentu saja kita pasti bisa sejajar dengan mereka bahkan, lebih besar lagi. Hati saya menginginkan Indonesia untuk maju sejajar dan terpandang di mata bangsa lain di dunia setidaknya region ASEAN. Dan saya, ingin sekali turut ambil bagian di dalamnya. Dalam bidang apapun. Dalam tujuan apapun, masuk kedalam kategori pemain besar. Sebuah tujuan yang telah dideklarasikan sungguh sangat mampu mengkristalkan mental berjuang. Kembali kepada substansi tadi, maka, arogansi menjadi sesuatu yang positif dengan hasil berupa positif dalam berpikir; positif dalam bertindak; positif dalam berperilaku; positif dalam bertutur kata; serta positif dalam memanajemen diri. FIN

Terimakasih kepada malam atas segala limpahan inspirasi yang terkuatkan.

.alda
     


Tuhan Sayang Kita

Dalam rentetan minggu di bulan Oktober tersebutlah sejumlah musibah. Gempa 7,2 Skala Richter di Kepulauan Pagai Mentawai yang kemudian berlanjut tsunami; meletusnya gunung merapi dengan hasil berupa awan abu vulkanik, lahar; serta banjir Wasior adalah 3 dari sekian banyak momentum tumpang tindih yang sungguh mengusik batin dan menyedot seluruh energi. Bahaya Megathrust dengan gempa berkekuatan 8,8 skala richter juga nampak mengancam jiwa kita. Marilah kita segenap berdoa atas tindakan kita yang berlebihan dalam segala urusan kita dan merenungi esensi positif bahwa disini, pada hari ini serta detik ini Tuhan mendatangkan sejumlah musibah karena Tuhan begitu sayang pada kita umatNya. Jikalau bumi dan galaksi bimasakti tempat kita berpijak dalam seketika hancur tanpa tanda-tanda adalah bukti mutlak bahwa Tuhan mungkin murka. Ujian-ujian datang satu-persatu untuk membuat suatu kaum atau bangsa menjadi kuat dan terkuatkan. :)

Friday, October 22, 2010

Si Kotak Mejik  !
       Untaian roman picisan, anarki, kemasyhuran dunia kontemporer dan semuanya yang tak ayal abadi kudapat hanya dengan satu kerlingan mata bagaikan deretan DOT dalam kamus. Padat dengan esensi keindahan dan kemunafikan berbanding serta dengan manfaat. Sungguh bahaya kelak aku dibuatnya. Namun, sungguh untung juga aku dibuatnya. Kotak itu ckckck mejik betul..! Betapa tidak. Dengan hanya sebesar 30cmx30cm dirumahku, “Tele” (Jauh) dan “Vision” (Tampak) yang terangkum menjadi “televisi” pada akhirnya sangat berhasil menyedot seluruh perhatianku, memprovokasi sedemikian hebatnya, tak urung juga mengobrak-abrik isi tempurung kepala menjadi labirin sel yang absurd bentuk berakibat pada perubahan di sana-sini. Dengan penghantar konsep awal hukum gelombang elektromagnetik sederhana, televisi ~atau di negara kita dilafalkan secara tak formal menjadi “tipi”~ hadir ke tengah-tengah penduduk dunia dikaryakan oleh mereka para konseptor secara progresif. Dengan mengedepankan fungsi menangkap siaran bergambar, si kotak mejik itu ternyata sangat sanggup membuat geger dunia! Para orang tua cemas, teliti, begitu awas bahkan sering mengelus dada kaget terhadap perubahan perilaku putra-putri kecilnya yang “mendadak cerdas”. Para remaja pubertas akhirnya cepat sekali “matang”. Dan remaja pra pubertas matang, juga sebelum saatnya. Insan bercinta megap-megap berimajinasi indah nakal naif terhadap kekasihnya. Para intelektual haus akan hantaran sajian penderma ilmu. Rakyat sipil mendadak menangis, waspada, takut, tersenyum, tertawa, gundah bahkan bingung menempatkan logika bagaimana sebuah persepsi terhadap bangsa harus terbentuk. Arus informasi deras mengalir memporak-porandakan emosi, yang pada akhirnya menjadikan mereka, para individu yang labil menjadi stabil dan begitupun yang berada diambang stabil berbalik secara radikal ke arah labil, hanyut dibawa jiwa sendiri. Para pemain besar dunia berlomba-lomba menghantarkan milyaran doktrinisasi segala aspek secara komprehensif detil kedalam kotak itu seumpama kakek Gepetto menggerakan si pinokio untuk bermain, dan kemudian si pinokio itu membuat orang-orang terhibur, tersenyum bahagia dan tertawa dengan tingkahnya. Huff, untunglah si kotak mejik itu adil. Nyatanya ia pun mampu menentramkan jiwa ~dengan memunculkan dalam LCD beresolusi tinggi~ mereka-mereka para rohaniawan multiagama multidimensi yang secara objektif menggerakan pribadi dunia untuk kembali beriman. 


Begitulah efek akbar si kotak mejik yang mampu membuat shortcut fungsi disana-sini, membuatku terperdaya pada akhirnya.


. alda

SYUKUR

Ketika malam menyergap, ingatlah bahwa malam telah meliputi beribu-ribu orang yang menangis, tetapi engkau  tertawa; meliputi beribu-ribu orang yang sengsara, tetapi engkau bergelimpangan kenikmatan; meliputi beribu-ribu orang yang lapar dahaga, tetapi engkau kekenyangan; meliputi beribu-ribu orang yang mati, tetapi engkau hidup; meliputi beribu-ribu orang yang tertimpa musibah, tetapi engkau selamat sentausa; meliputi beribu-ribu orang yang terjebak dalam nafsu, tetapi engkau berada dalam perlindungan; meliputi beribu-ribu manusia tak sekolah, tetapi engkau duduk nyaman mengenyam pendidikan tinggi; meliputi beribu-ribu jam tanpa uang, tetapi engkau berkecukupan bahkan lebih. Maka pantaslah bagiku untuk duduk merenungi nikmat apa saja yang begitu sering kudapat tanpa disyukuri. Aku lupa. Ya selalu lupa dan terlalu sering lupa. Jikalau harus dihitung berapa banyak nikmatMu, sungguh aku tidak mampu Ya ALLAH. Ajarkanlah aku untuk menjadi manusia yang penuh dengan rasa syukur yang tak pernah lupa untuk bersyukur yang menghiasi hari dengan kata-kata penuh syukur yang mendandani seluruh hidup dengan perilaku bersyukur. AMIN.
Sang Bintang Sirius
“Engkaulah sang Sirius yang akan selalu terjaga terangnya diantara koloni cakrawala malam dan strata padmasana merengkuh situs Milakancana bagian dari Panca Persada. Terjaga dari singsingan fajar diseparuh lingkar waktu dan diantara ironi hidup berbeda massa. Tak terjamah dan tak rusak sinarnya.”

Alkisah dalam koloni cakrawala malam hidup prajurit bintang Crux bersama ribuan prajurit bintang Orion, Ursa Minor, Al-Nilam dan Mataka. Prajurit bintang Ursa Minor dengan bintang Polaris indah andalannya berkilau indah mengawangi gerbang utara langit, begitu juga dengan prajurit Mataka yang menguasai gerbang barat langit. Mereka semua berlomba menggapai cahaya bintang Sirius. Pada suatu hari prajurit bintang Crux datang pada bintang Sirius setelah sekian lama berkelebat di antara koloni cakrawala malam mengenggam harapan nyata. Kedatangannya dari gerbang selatan langit diwujudkan secara indah terjaga maksudnya dalam sebuah simpul sempurna bermandikan semburat langit malam yang indah. Prajurit bintang Crux berjanji pada bintang Sirius akan selalu menjaga kehormatannya dan memastikan bahwa ia akan selalu bersinar dengan indah di malam hari. Prajurit bintang Crux dengan segenap doa akan memastikan bintang Sirius akan selalu terjaga cahayanya dengan melindunginya dari kejahatan benda langit yang akan mencengkeram massa dan keindahan sang bintang Sirius. Aura prajurit bintang Crux bermunajat lembut di penghujung masa menjaga syukurnya. Memberi perangai indah terhadap bintang Sirius yang sedang menjemput impian langit, tak berbatas ruang dan masa. 
Tak ayal, lafal sang prajurit meresap secara nyata dan terpelihara abadi dalam memorabilia menggiring kecerdasan estetika sang bintang Sirius. Sebuah kebahagiaan yang menyejukkan. Aura bintang Sirius bercahaya akan maksud sang prajurit. Ia tahu bahwa prajurit bintang Crux, dengan segala upaya dan kasih sayangnya adalah yang paling mumpuni untuk menjaga terang cahayanya. Ya, ia yakin. Terlepas dari apapun takdir Tuhan yang menjemputnya kelak.
. alda

  

Monday, September 20, 2010

prosa tanpa koma

Adalah ia musuh terselubung bermuka dua.
Merampas hak sejati sendi-sendi kehidupan untuk sejenak saja bernapas.
Adakah ia tahu
Bahwa ia sering mencabikku.
Menenggelamkan aku ke dalam samudera beresensi peluh.
Terkadang ia datang hanya sebagai bayangan. ABSTRAK sungguh.
Tapi nyatanya ia menghunus pedang tepat di ulu hatiku.
Aku takut.
Terkadang dia meraba seluruh tubuhku.
Mencaci aku.
Melayangkan tamparan tepat mengenai muka.
Melukai perasaan.
Ia masuk ke rusuk tulangku bagaikan selongsong peluru tumpul nan mematikan.
Aku sampai tidak bisa nafas.
Nyaris mati.
Meninggalkan penderitaan berkepanjangan.
Jikalau aku lengah bisa saja ia memancung kepala dan seluruh akal sehat yang terpatri dalam labirin sel didalamnya.
Menguliti tubuhku perlahan.
Sampe lepas seluruh kulitku.
Aku benci dia.

Hey!
Mana tanggung jawabmu?
Sekian lama aku menderita.
Sekian lama aku trauma.
Sekian lama aku membenci diri.
Menafikkan hidup serta ingkar dari kenyataan bahwa ia adalah aku.
Dan selalu aku.
Sampai aku tidak mau menjadi aku.
Aku benci dia.

Akan kuhimpun seluruh tenaga.
Sehingga hegemoni terasa membakar kalori.
Segenap energi kuhasilkan.
Sehingga batin ini siap siaga.
Terjaga niat kuhadapi.
Karena  

Aku benci dia


Aku benci PUTUS ASA.