lough erin shore

lough erin shore
berceloteh dan berceloteh serta berceloteh.

Monday, December 6, 2010

Budaya Antri.
       
        Bukti konkrit kecelakaan dan kekisruhan yang berujung pada anarki banyak kita temukan dewasa ini sebagai hasil akibat budaya masyarakat kita yang kurang baik ini. Mengantri memang menjadi budaya yang begitu sulit dipraktekkan, pasalnya hampir semua kalangan usia tidak terbiasa antri. Yap, tepatnya budaya antri memang jelas bukan milik kita. Desak sana sini, semua punya prioritas, dikejar waktu dan semua yang egois ingin mendahulukan kepentingannya makin menambah carut-marutnya keadaan sehingga kesempatan berpikir jernih pun hilang. Jika dalam 1 barisan terdapat 50 orang yang mengantri dan seperempatnya berbuat kecurangan atau menyalip, maka bisa dibayangkan hal atau tujuan yang seharusnya tercapai menjadi terhambat bahkan tertunda pelaksanaannya. Dampak terbesar dari sikap ini bisa jadi sangat merugikan. Tergencet; terinjak; luka-luka; kehilangan sanak keluarga; sarana dan prasarana umum rusak kemudian perkelahian adalah konsekuensi yang harus dibayar mahal dari kebiasaan tidak suka mengantri.

          Esensi dari mengantri adalah toleransi terhadap hak bersama dan waktu, dengan menggarisbawahi disiplin menahan diri demi kemaslahatan bersama. Sehingga, hal yang sederhana seperti ini pun (mengantri.RED) bisa menjadi esensial jika dilakukan bersama. Tentu saja perlu kuantitas lebih dalam meningkatkan kesadaran individu mengenai pentingnya kebiasaan hidup antri karena pengaruh lingkungan dan jenjang intelektual yang terlibat harus tetap disaring. Jika saya boleh berujar, sebaiknya pemerintah menetapkan satu kebijakan public policy dengan memetakan antri sebagai fokus utama layaknya Beijing yang ditetapkan pemerintah China sebagai kota percontohan bagi negaranya. Disini ada 3 players yang bermain yaitu tata tertib, aparat dan masyarakat. Bagaikan sebuah rantai kehidupan, tata tertib yang telah disahkan pemerintah secara mau-tidak mau mengikat masyarakat untuk menaati ketertiban kemudian ada aparat yang mengawasi penyelanggaraan kebijakan yang kemudian akan menindak tegas hal-hal yang out of the line. Tentu saja aparat harus JUJUR! agar masyarakat menjadi simpatik dan menerima apapun yang ditimpakan serta mampu menjadi contoh. Ada beberapa hal yang bisa diterapkan secara sederhana misalnya dengan memberi marjin antrian, mengecat lantai warna merah dan membatasi antrian dengan prasarana khusus sampai yang berbau teknologi semisal warning alert buatan anak bangsa yang akan berbunyi jika seseorang melintas pagar pembatas saat antri. Hal lainnya bisa juga dilakukan bimbingan konseling individu untuk menyadarkan terhadap pentingnya kebiasaan mengantri. Naif memang, mengingat kita belum tahu apa yang akan terjadi di kemudian hari dari adanya konseling. Well, setidaknya kita berusaha berubah atau menyumbang aspirasi, karena saya rasa sangat sulit mengubah suatu peradaban masyarakat hanya dalam 1 tahun! Yap, perlu berkegiatan ekstra dan komphrehensif. Setidaknya dibutuhkan 1 dekade untuk mengubah suatu budaya yang notabene adalah kurang baik ke arah yang lebih baik. Sejak awal, saya benar-benar secara nyata menyadari betapa mengantri menjadi perilaku sosial yang begitu penting karena mampu mempengaruhi cara pandang dan sikap hidup bangsa untuk menciptakan ketertiban dan kedamaian serta cinta negeri. Bahkan, harus dididik mulai dari awal generasi anak kita. Karena melalui budaya ini, seseorang dibiasakan dan dididik secara otodidak untuk sabar; mampu menahan diri; toleransi terhadap kepentingan orang lain juga belajar menghargai orang lain. Jika budaya antri sudah sukses mengakar kuat di masyarakat walhasil pemandangan ini akan sangat indah untuk dilihat, layaknya melihat semut yang berjalan rapi beriringan dan antri bergiliran masuk ke sarangnya. Kita sebagai masyarakat pun merasakan kepuasan tinggal di negara ini karena aman, tertib, teratur serta nyaman. Keadaan-keadaan tersebut bisa menjadi nilai plus yang seketika membawa negara kita mendapat penghargaan nyata yaitu berupa cap sosial yang positif. Saya sangat yakin keteraturan yang tercipta mampu mencuri perhatian wisatawan domestik maupun internasional untuk datang melancong karena keindahan budaya negara kita yang sangat senang mengantri.


.alda

Thursday, November 18, 2010

Arogansi
Sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna berjuluk manusia, pada dasarnya mereka di dunia terlahir sebagai pemenang dalam marjin atau ruang apapun. Sempurna karena diberi ruh untuk hidup; sempurna karena dianugerahi paras yang elok dan rupawan; sempurna karena dianugerahi akal pikiran yang meningkatkan derajat intelektualitas; sempurna karena dianugerahi kecerdasan untuk berpikir; sempurna karena dikaruniai rasa cinta yang membuat diantara mereka berlawanan jenis mampu saling menyayangi; sempurna karena Tuhan begitu menjadikannya sempurna. Subhanallah. Dengan segala filosofi kesempurnaan maka pemikiran manusia itu dinamis sehingga tanpa sadar mereka selalu bermimpi dan terus beralih pada mimpi-mimpi baru (MARA, 2010). Filosofi itulah kemudian melahirkan sebuah identitas yang baru bertitel arogansi. Banyak asal muasal yang dapat dijelaskan mengapa sebuah arogansi bisa terbentuk mengingat dinamisnya pemikiran manusia tersebut. Tetapi yang bisa digarisbawahi adalah bagaimana memaknai arogansi menjadi suatu hal yang positif dalam koridor yang jelas. Arogansi menjaga kita untuk selalu kuat dalam tempaan hidup. Bagi saya, arogansi dan optimisme memiliki similarity. Arogansi itu sangat perlu untuk menguatkan identitas kita sebagai perempuan atau laki-laki dengan intelektualitas tinggi. Arogansi yang saya maksud bukan berarti menyombongkan diri atau ingin kelihatan hebat tetapi percaya diri terhadap kemampuan diri serta menguatkan diri. Sehingga pada suatu ketika mereka dihadapkan pada sebuah ruang problematika yang sempit atau ujian kesabaran menghadang ke muka, mereka mampu bertahan. Banyak pemain besar dunia yang menuai sukses karena arogansinya. Perlahan tapi pasti mereka belajar dan terus belajar sehingga kemudian mampu membahasakannya secara bijaksana. Ah, rasanya saya ingin jadi mereka! Hmm..tentu saja kita pasti bisa sejajar dengan mereka bahkan, lebih besar lagi. Hati saya menginginkan Indonesia untuk maju sejajar dan terpandang di mata bangsa lain di dunia setidaknya region ASEAN. Dan saya, ingin sekali turut ambil bagian di dalamnya. Dalam bidang apapun. Dalam tujuan apapun, masuk kedalam kategori pemain besar. Sebuah tujuan yang telah dideklarasikan sungguh sangat mampu mengkristalkan mental berjuang. Kembali kepada substansi tadi, maka, arogansi menjadi sesuatu yang positif dengan hasil berupa positif dalam berpikir; positif dalam bertindak; positif dalam berperilaku; positif dalam bertutur kata; serta positif dalam memanajemen diri. FIN

Terimakasih kepada malam atas segala limpahan inspirasi yang terkuatkan.

.alda
     


Tuhan Sayang Kita

Dalam rentetan minggu di bulan Oktober tersebutlah sejumlah musibah. Gempa 7,2 Skala Richter di Kepulauan Pagai Mentawai yang kemudian berlanjut tsunami; meletusnya gunung merapi dengan hasil berupa awan abu vulkanik, lahar; serta banjir Wasior adalah 3 dari sekian banyak momentum tumpang tindih yang sungguh mengusik batin dan menyedot seluruh energi. Bahaya Megathrust dengan gempa berkekuatan 8,8 skala richter juga nampak mengancam jiwa kita. Marilah kita segenap berdoa atas tindakan kita yang berlebihan dalam segala urusan kita dan merenungi esensi positif bahwa disini, pada hari ini serta detik ini Tuhan mendatangkan sejumlah musibah karena Tuhan begitu sayang pada kita umatNya. Jikalau bumi dan galaksi bimasakti tempat kita berpijak dalam seketika hancur tanpa tanda-tanda adalah bukti mutlak bahwa Tuhan mungkin murka. Ujian-ujian datang satu-persatu untuk membuat suatu kaum atau bangsa menjadi kuat dan terkuatkan. :)

Friday, October 22, 2010

Si Kotak Mejik  !
       Untaian roman picisan, anarki, kemasyhuran dunia kontemporer dan semuanya yang tak ayal abadi kudapat hanya dengan satu kerlingan mata bagaikan deretan DOT dalam kamus. Padat dengan esensi keindahan dan kemunafikan berbanding serta dengan manfaat. Sungguh bahaya kelak aku dibuatnya. Namun, sungguh untung juga aku dibuatnya. Kotak itu ckckck mejik betul..! Betapa tidak. Dengan hanya sebesar 30cmx30cm dirumahku, “Tele” (Jauh) dan “Vision” (Tampak) yang terangkum menjadi “televisi” pada akhirnya sangat berhasil menyedot seluruh perhatianku, memprovokasi sedemikian hebatnya, tak urung juga mengobrak-abrik isi tempurung kepala menjadi labirin sel yang absurd bentuk berakibat pada perubahan di sana-sini. Dengan penghantar konsep awal hukum gelombang elektromagnetik sederhana, televisi ~atau di negara kita dilafalkan secara tak formal menjadi “tipi”~ hadir ke tengah-tengah penduduk dunia dikaryakan oleh mereka para konseptor secara progresif. Dengan mengedepankan fungsi menangkap siaran bergambar, si kotak mejik itu ternyata sangat sanggup membuat geger dunia! Para orang tua cemas, teliti, begitu awas bahkan sering mengelus dada kaget terhadap perubahan perilaku putra-putri kecilnya yang “mendadak cerdas”. Para remaja pubertas akhirnya cepat sekali “matang”. Dan remaja pra pubertas matang, juga sebelum saatnya. Insan bercinta megap-megap berimajinasi indah nakal naif terhadap kekasihnya. Para intelektual haus akan hantaran sajian penderma ilmu. Rakyat sipil mendadak menangis, waspada, takut, tersenyum, tertawa, gundah bahkan bingung menempatkan logika bagaimana sebuah persepsi terhadap bangsa harus terbentuk. Arus informasi deras mengalir memporak-porandakan emosi, yang pada akhirnya menjadikan mereka, para individu yang labil menjadi stabil dan begitupun yang berada diambang stabil berbalik secara radikal ke arah labil, hanyut dibawa jiwa sendiri. Para pemain besar dunia berlomba-lomba menghantarkan milyaran doktrinisasi segala aspek secara komprehensif detil kedalam kotak itu seumpama kakek Gepetto menggerakan si pinokio untuk bermain, dan kemudian si pinokio itu membuat orang-orang terhibur, tersenyum bahagia dan tertawa dengan tingkahnya. Huff, untunglah si kotak mejik itu adil. Nyatanya ia pun mampu menentramkan jiwa ~dengan memunculkan dalam LCD beresolusi tinggi~ mereka-mereka para rohaniawan multiagama multidimensi yang secara objektif menggerakan pribadi dunia untuk kembali beriman. 


Begitulah efek akbar si kotak mejik yang mampu membuat shortcut fungsi disana-sini, membuatku terperdaya pada akhirnya.


. alda

SYUKUR

Ketika malam menyergap, ingatlah bahwa malam telah meliputi beribu-ribu orang yang menangis, tetapi engkau  tertawa; meliputi beribu-ribu orang yang sengsara, tetapi engkau bergelimpangan kenikmatan; meliputi beribu-ribu orang yang lapar dahaga, tetapi engkau kekenyangan; meliputi beribu-ribu orang yang mati, tetapi engkau hidup; meliputi beribu-ribu orang yang tertimpa musibah, tetapi engkau selamat sentausa; meliputi beribu-ribu orang yang terjebak dalam nafsu, tetapi engkau berada dalam perlindungan; meliputi beribu-ribu manusia tak sekolah, tetapi engkau duduk nyaman mengenyam pendidikan tinggi; meliputi beribu-ribu jam tanpa uang, tetapi engkau berkecukupan bahkan lebih. Maka pantaslah bagiku untuk duduk merenungi nikmat apa saja yang begitu sering kudapat tanpa disyukuri. Aku lupa. Ya selalu lupa dan terlalu sering lupa. Jikalau harus dihitung berapa banyak nikmatMu, sungguh aku tidak mampu Ya ALLAH. Ajarkanlah aku untuk menjadi manusia yang penuh dengan rasa syukur yang tak pernah lupa untuk bersyukur yang menghiasi hari dengan kata-kata penuh syukur yang mendandani seluruh hidup dengan perilaku bersyukur. AMIN.
Sang Bintang Sirius
“Engkaulah sang Sirius yang akan selalu terjaga terangnya diantara koloni cakrawala malam dan strata padmasana merengkuh situs Milakancana bagian dari Panca Persada. Terjaga dari singsingan fajar diseparuh lingkar waktu dan diantara ironi hidup berbeda massa. Tak terjamah dan tak rusak sinarnya.”

Alkisah dalam koloni cakrawala malam hidup prajurit bintang Crux bersama ribuan prajurit bintang Orion, Ursa Minor, Al-Nilam dan Mataka. Prajurit bintang Ursa Minor dengan bintang Polaris indah andalannya berkilau indah mengawangi gerbang utara langit, begitu juga dengan prajurit Mataka yang menguasai gerbang barat langit. Mereka semua berlomba menggapai cahaya bintang Sirius. Pada suatu hari prajurit bintang Crux datang pada bintang Sirius setelah sekian lama berkelebat di antara koloni cakrawala malam mengenggam harapan nyata. Kedatangannya dari gerbang selatan langit diwujudkan secara indah terjaga maksudnya dalam sebuah simpul sempurna bermandikan semburat langit malam yang indah. Prajurit bintang Crux berjanji pada bintang Sirius akan selalu menjaga kehormatannya dan memastikan bahwa ia akan selalu bersinar dengan indah di malam hari. Prajurit bintang Crux dengan segenap doa akan memastikan bintang Sirius akan selalu terjaga cahayanya dengan melindunginya dari kejahatan benda langit yang akan mencengkeram massa dan keindahan sang bintang Sirius. Aura prajurit bintang Crux bermunajat lembut di penghujung masa menjaga syukurnya. Memberi perangai indah terhadap bintang Sirius yang sedang menjemput impian langit, tak berbatas ruang dan masa. 
Tak ayal, lafal sang prajurit meresap secara nyata dan terpelihara abadi dalam memorabilia menggiring kecerdasan estetika sang bintang Sirius. Sebuah kebahagiaan yang menyejukkan. Aura bintang Sirius bercahaya akan maksud sang prajurit. Ia tahu bahwa prajurit bintang Crux, dengan segala upaya dan kasih sayangnya adalah yang paling mumpuni untuk menjaga terang cahayanya. Ya, ia yakin. Terlepas dari apapun takdir Tuhan yang menjemputnya kelak.
. alda

  

Monday, September 20, 2010

prosa tanpa koma

Adalah ia musuh terselubung bermuka dua.
Merampas hak sejati sendi-sendi kehidupan untuk sejenak saja bernapas.
Adakah ia tahu
Bahwa ia sering mencabikku.
Menenggelamkan aku ke dalam samudera beresensi peluh.
Terkadang ia datang hanya sebagai bayangan. ABSTRAK sungguh.
Tapi nyatanya ia menghunus pedang tepat di ulu hatiku.
Aku takut.
Terkadang dia meraba seluruh tubuhku.
Mencaci aku.
Melayangkan tamparan tepat mengenai muka.
Melukai perasaan.
Ia masuk ke rusuk tulangku bagaikan selongsong peluru tumpul nan mematikan.
Aku sampai tidak bisa nafas.
Nyaris mati.
Meninggalkan penderitaan berkepanjangan.
Jikalau aku lengah bisa saja ia memancung kepala dan seluruh akal sehat yang terpatri dalam labirin sel didalamnya.
Menguliti tubuhku perlahan.
Sampe lepas seluruh kulitku.
Aku benci dia.

Hey!
Mana tanggung jawabmu?
Sekian lama aku menderita.
Sekian lama aku trauma.
Sekian lama aku membenci diri.
Menafikkan hidup serta ingkar dari kenyataan bahwa ia adalah aku.
Dan selalu aku.
Sampai aku tidak mau menjadi aku.
Aku benci dia.

Akan kuhimpun seluruh tenaga.
Sehingga hegemoni terasa membakar kalori.
Segenap energi kuhasilkan.
Sehingga batin ini siap siaga.
Terjaga niat kuhadapi.
Karena  

Aku benci dia


Aku benci PUTUS ASA.


PUASA SYAWAL/QODHO FIRST?

Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad, keluarga dan sahabatnya.
Permasalahan ini selalu menjadi dilema selepas Ramadhan. Apalagi untuk para wanita yang mengalami haidh saat Ramadhan sehingga mesti mengqodho’ puasa. Di bulan Syawal pun kemungkinan ia bisa mendapati haidh kembali. Manakah yang mesti didahulukan dalam hal ini, puasa sunnah ataukah qodho’ (utang) puasa? Lantas bagaimana jika hanya sempat menjalankan puasa Syawal selama empat hari dan tidak sempurna karena mesti mengqodho’ puasa lebih dulu? Simak pembahasan menarik berikut.
Perselisihan Ulama[1]
Para fuqoha berselisih pendapat dalam hukum melakukan puasa sunnah sebelum melunasi qodho’ puasa Ramadhan.
Para ulama Hanafiyah membolehkan melakukan puasa sunnah sebelum qodho’ puasa Ramadhan. Mereka sama sekali tidak mengatakannya makruh. Alasan mereka, qodho’ puasa tidak mesti dilakukan sesegera mungkin.
Ibnu ‘Abdin mengatakan, “Seandainya wajib qodho’ puasa dilakukan sesegera mungkin (tanpa boleh menunda-nunda), tentu akan makruh jika seseorang mendahulukan puasa sunnah dari qodho’ puasa Ramadhan. Qodho’ puasa bisa saja diakhirkan selama masih lapang waktunya.”
Para ulama Malikiyah dan Syafi’iyah berpendapat tentang bolehnya namun disertai makruh jika seseorang mendahulukan puasa sunnah dari qodho’ puasa. Karena jika melakukan seperti ini berarti seseorang mengakhirkan yang wajib (demi mengerjakan yang sunnah).
Ad Dasuqi berkata, “Dimakruhkan jika seseorang mendahulukan puasa sunnah padahal masih memiliki tanggungan puasa wajib seperti puasa nadzar, qodho’ puasa, dan puasa kafaroh.  Dikatakan makruh baik puasa sunnah yang dilakukan dari puasa wajib adalah puasa yang tidak begitu dianjurkan atau puasa sunnah tersebut adalah puasa yang amat ditekankan seperti puasa ‘Asyura’, puasa pada 9 Dzulhijjah. Demikian pendapat yang lebih kuat.”
Para ulama Hanabilah menyatakan diharamkan mendahulukan puasa sunnah sebelum mengqodho’ puasa Ramadhan. Mereka katakan bahwa tidak sah jika seseorang melakukan puasa sunnah padahal masih memiliki utang puasa Ramadhan meskipun waktu untuk mengqodho’ puasa tadi masih lapang. Sudah sepatutnya seseorang mendahulukan yang wajib, yaitu dengan mendahulukan qodho’ puasa. Jika seseorang memiliki kewajiban puasa nadzar, ia tetap melakukannya setelah menunaikan kewajiban puasa Ramadhan (qodho’ puasa Ramadhan).  Dalil dari mereka adalah hadits Abu Hurairah,
من صام تطوّعاً وعليه من رمضان شيء لم يقضه فإنّه لا يتقبّل منه حتّى يصومه
Barangsiapa yang melakukan puasa sunnah namun masih memiliki utang puasa Ramadhan,  maka puasa sunnah tersebut tidak akan diterima sampai ia menunaikan yang wajib.” Catatan penting, hadits ini adalah hadits yang dho’if (lemah).[2] Para ulama Hanabilah juga mengqiyaskan (menganalogikan) dengan haji. Jika seseorang menghajikan orang lain (padahal ia sendiri belum berhaji) atau ia melakukan haji yang sunnah sebelum haji yang wajib, maka seperti ini tidak dibolehkan.
Merujuk pada Dalil
Dalil yang menunjukkan bahwa terlarang mendahulukan puasa sunnah dari puasa wajib adalah hadits yang dho’if sebagaimana diterangkan di atas.
Dalam mengqodho’ puasa Ramadhan, waktunya amat longgar, yaitu sampai Ramadhan berikutnya. Allah Ta’ala sendiri memutlakkan qodho’ puasa dan tidak memerintahkan sesegera mungkin sebagaimana dalam firman-Nya,
فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ
Maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain.” (QS. Al Baqarah: 185).
Begitu pula dapat dilihat dari apa yang dilakukan oleh ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha. Dari Abu Salamah, beliau mengatakan bahwa beliau mendengar ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha mengatakan,
كَانَ يَكُونُ عَلَىَّ الصَّوْمُ مِنْ رَمَضَانَ ، فَمَا أَسْتَطِيعُ أَنْ أَقْضِىَ إِلاَّ فِى شَعْبَانَ
Aku masih memiliki utang puasa Ramadhan. Aku tidaklah mampu mengqodho’nya kecuali di bulan Sya’ban.” Yahya (salah satu perowi hadits) mengatakan bahwa hal ini dilakukan ‘Aisyah karena beliau sibuk mengurus Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.[3]
Sebagaimana pelajaran dari hadits ‘Aisyah yang di mana beliau baru mengqodho’ puasanya saat di bulan Sya’ban, dari hadits tersebut Ibnu Hajar rahimahullah mengatakan, “Tidak boleh mengakhirkan qodho’ puasa lewat dari Ramadhan berikutnya.”[4]
Pendapat Terkuat
Pendapat terkuat dalam masalah ini adalah bolehnya melakukan puasa sunnah sebelum menunaikan qodho’ puasa selama waktu mengqodho’ puasa masih longgar. Jika waktunya begitu longgar untuk mengqodho’ puasa, maka sah-sah saja melakukan puasa sunnah kala itu. Waktu qodho’ puasa amatlah lapang, yaitu sampai Ramadhan berikutnya. Sebagaimana seseorang boleh saja melakukan shalat sunnah di saat shalat Zhuhur waktunya masih lapang. Dari sini sah saja, jika seseorang masih utang puasa, lantas ia lakukan puasa Senin Kamis.
Syaikh Muhammad bin Sholih Al ‘Utsaimin rahimahullah mengatakan, “Inilah pendapat terkuat dan lebih tepat (yaitu boleh melakukan puasa sunnah sebelum qodho’ puasa selama waktunya masih lapang, pen).  Jika seseorang melakukan puasa sunnah sebelum qodho’ puasa, puasanya sah dan ia pun tidak berdosa. Karena analogi (qiyas) dalam hal ini benar. AllahTa’ala berfirman (yang artinya), “Barangsiapa yang sakit atau dalam keadaan bersafar (lantas ia tidak berpuasa), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain” (QS. Al Baqarah: 185). Dalam ayat ini dikatakan untuk mengqodho’ puasanya di hari lainnya dan tidak disyaratkan oleh Allah Ta’ala untuk berturut-turut. Seandainya disyaratkan berturut-turut, maka tentu qodho’ tersebut harus dilakukan sesegera mungkin. Hal ini menunjukkan bahwa dalam masalah mendahulukan puasa sunnah dari qodho’ puasa ada kelapangan.”[5]
Masalah Puasa Syawal
Ada yang sedikit berbeda dengan puasa Syawal. Untuk meraih pahala puasa setahun penuh disyaratkan untuk menyempurnakan puasa Ramadhan terlebih dahulu. Sebagaimana disebutkan dalam hadits, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ
Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan kemudian berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka dia berpuasa seperti setahun penuh.”[6]
Ibnu Rajab rahimahullah mengatakan, “Barangsiapa mempunyai qodho’ puasa di bulan Ramadhan, lalu ia malah mendahulukan menunaikan puasa sunnah enam hari Syawal, maka ia tidak memperoleh pahala puasa setahun penuh. Karena keutamaan puasa Syawal (mendapat pahala puasa setahun penuh) diperoleh jika seseorang mengerjakan puasa Ramadhan diikuti puasa enam hari di bulan Syawal. Dalam kondisi tadi, ia tidak memperoleh pahala tersebut karena puasa Ramadhannya belum sempurna.”[7]
Ibnu Rajab rahimahullah kembali menjelaskan, “Barangsiapa mendahulukan qodho’ puasa, setelah itu ia melakukan puasa enam hari Syawal setelah ia menunaikan qodho’, maka itu lebih baik. Dalam kondisi seperti ini berarti ia telah melakukan puasa Ramadhan dengan sempurna, lalu ia lakukan puasa enam hari Syawal. Jika ia malah mendahulukan puasa Syawal dari qodho’ puasa, ia tidak memperoleh keutamaan puasa Syawal. Karena keutamaan puasa enam hari Syawal diperoleh jika puasa Ramadhannya dilakukan sempurna.”[8]
Sebelumnya Ibnu Rajab rahimahullah menerangkan, “Bagi ulama yang menyatakan bolehnya mendahulukan puasa sunnah dari qodho’ puasa, maka jika ia mendahulukan puasa sunnah Syawal, ia tidak memperoleh keutamaannya (pahala puasa setahun penuh). Yang bisa mendapatkannya adalah orang yang lebih dulu menyempurnakan puasa Ramadhan lalu melaksanakan puasa enam hari di bulan Syawal.”[9]
Kesimpulan, menurut pendapat yang lebih kuat –sebagaimana dijelaskan di atas-, jika ia mendahulukan puasa enam hari di bulan Syawal dari qodho’ puasa, maka puasanya tetap sah. Hanya saja pahala puasa setahun penuh yang tidak ia peroleh karena puasa Ramadhannya belum sempurna. Jadi lebih baik dahulukan qodho’ puasa daripada puasa sunnah enam hari di bulan Syawal.
Kasus Wanita Haidh
Bagaimana kasus pada wanita muslimah yang sudah barang tentu mengalami haidh setiap bulannya padahal masih punya utang puasa? Bisa jadi mereka hanya sempat melakukan puasa Syawal tiga atau empat hari karena sebelumnya harus menjalankan qodho’ puasa.
Ada penjelasan yang amat bagus dari Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin Baz rahimahullah, beliaumenjelaskan, “Tidak disyari’atkan mengqodho’ puasa Syawal setelah Syawal[10] baik meninggalkannya karena udzur maupun tidak. Karena puasa Syawal hanyalah puasa sunnah yang sudha terluput. Kami katakan bagi yang sudah melakukan puasa Syawal selama empat hari dan belum sempurna enam hari karena ada alasan syar’i, ‘Ketahuilah bahwa puasa Syawal adalah ibadah yang sunnah, tidak wajib. Engkau akan mendapati pahala puasa syawal empat hari yang telah engkau kerjakan. Dan diharapkan engkau akan memperoleh pahala yang sempurna jika engkau meninggalkan puasa Syawal tadi karena ada alasan yang dibenarkan. Karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا مَرِضَ العَبْدُ أَوْ سَافَرَ كَتَبَ اللهُ لَهُ مَا كَانَ يَعْمَلُ مُقِيْماً صَحِيْحاً
Jika seseorang sakit atau bersafar, maka akan dicatat baginya pahala seperti saat ia mukim (tidak bepergian) dan sehat.” (HR. Bukhari dalam kitab shahihnya)Jadi, engkau tidak memiliki kewajiban qodho’ sama sekali (setelah Syawal)’.”[11]
Dari penjelasan Syaikh Ibnu Baz rahimahullah berarti seorang wanita yang masih punya utang puasa tidak perlu khawatir jika ia luput dari puasa Syawal. Jika memang ia luput karena ada udzur, maka lakukanlah semampunya walaupun sehari atau dua hari. Jika kondisinya memang karena ada udzur untuk menunaikan qodho’ puasa, moga-moga ia dicatat pahala yang sempurna karena puasa Syawal yang luput dari dirinya.
Semoga sajian singkat ini bermanfaat. Alhamdulillahilladzi bi ni’matihi tatimmush sholihaat.
Diselesaikan di saat kumandang adzan ‘Ashar, 3 Syawal 1431 H (12/09/2010) di Panggang, Gunung Kidul
Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal

[1] Lihat pembahasan ini di Al Mawsu’ah Al Fiqhiyah Al Kuwaitiyah, 2/9997-9998, index “Shoum At Tathowwu’”, point 23.
[2] HR. Ahmad 3/352. Hadits ini diriwayatkan oleh Ibnu Lahi’ah dan dinilai dho’if, dan di dalamnya ada perowi yang matruk (Lihat Al Mughni, Ibnu Qudamah,  Darul Fikr, 3/86). Syaikh Al Albani dalam Silsilah Adh Dho’ifah wal Mawdhu’ah (2/235) mengatakan bahwa hadits ini dho’if. Begitu pula hadits ini didho’ifkan oleh Syaikh Syu’aib Al Arnauth dalam takhrij Musnad Imam Ahmad (3/352).
[3] HR. Bukhari no. 1950 dan Muslim no. 1146.
[4] Fathul Bari Syarh Shahih Al Bukhari, Ibnu Hajar Al Asqolani, Darul Ma’rifah, 1379, 4/191.
[5] Syarhul Mumthi’, Syaikh Muhammad bin Sholih Al ‘Utsaimin, 6/448. Dinukil dari Fatwa Al Islam Sual wa Jawab no. 23429 pada link http://islamqa.com/ar/ref/23429.
[6] HR. Muslim no. 1164, dari Abu Ayyub Al Anshori.
[7] Lathoif Al Ma’arif, Ahmad bin Rajab Al Hambali, Al Maktab Al Islami, cetakan pertama, 1428 H, hal. 392.
[8] Idem.
[9] Idem.
[10] Sebagian ulama  (seperti Syaikh Muhammad bin Sholih Al ‘Utsaimin rahimahullah) menganjurkan mengqodho’ puasa Syawal di bulan Dzulqo’dah. Al Bahuti, penulis Kasyaful Qona’ (kitab fiqh Hambali) berkata, “Keutamaan puasa enam hari Syawal tidaklah diperoleh jika puasa tersebut dilakukan selain di bulan Syawal. Demikianlah yang dipahami dari tekstual hadits.” (Kasyaful Qona’ ‘an Matn Al Iqna’, Manshur bin Yunus bin Idris Al Bahuti, Mawqi’ Al Islam, 6/132)
[11] Majmu’ Fatawa Ibnu Baz, 15/389,395. Dinukil dari Fatwa Al Islam Sual wa Jawab no. 23429 pada link http://islamqa.com/ar/ref/23429.

Saturday, August 28, 2010

my graduation

maybe i’m nothing for this world..but for them, i’m their world. =)
//; love you mompaps.

Saturday, August 7, 2010

Sweet Surprise

euphoria yang terpatri secara impulsif..


makasih ya untuk perhatiannya dear au, cella & sidik.

Friday, July 30, 2010

Wednesday, July 28, 2010

Kesempatan dan Pilihan

Bertemu adalah kesempatan
Mencintai adalah pilihan
Ketika bertemu dengan seseorang yang membuat kita tertarik itu adalah kesempatan..
Bila kita memutuskan untuk mencintai orang tersebut, bahkan dengan segala kekurangannya itu adalah pilihan..
Ketika kita memilih bersama seseorang walau apapun yang terjadi, justru di saat kita menyadari bahwa masih banyak orang yang lebih menarik, lebih pandai, lebih kaya dari pasangan kita dan tetap memilih untuk mencintainya itu bukanlah suatu kesempatan melainkan sebuah pilihan..

Perasaan cinta, simpatik dan tertarik datang sebagai kesempatan dalam hidup kita
Tetapi cinta yang dewasa, mencintai dengan komitmen di hadapan Tuhan dan manusia adalah sebuah pilihan..

Mungkin kesempatan mempertemukan pasangan jiwa kita dengan kita..tetapi, mencintai dan tetap bersamanya adalah sebuah pilihan yang harus kita pertanggungjawabkan di hadapan Tuhan dan manusia.

Kita berada di dunia bukan untuk mencari seseorang yang sempurna untuk dicintai..tetapi BELAJAR mencintai orang yang belum sempurna, dengan cara yang sempurna agar jiwa kita menjadi sempurna bersamanya dihadapan Tuhan.

Copy-Paste from Ibu Nani IA-ITB on Siaware May 2010 .



euphoria.

Doea poeloeh toedjoeh joeli doea riboe sepoeloeh
Hati terpasung berdebar sempurna dengan adrenalin rush yang tampak nyata seakan mencuat ke permukaan mewarnai momen doea poeloeh toedjoeh joeli doea riboe sepoeloeh. oh begitu ya rasanya sidang teman? Decitan pintu, tawa serta derap langkah para pembesar turut menciutkan tubuh yang penuh dahaga dan entah apa harus dikata antara beban dan juga tantangan. Braaakkk, tibalah giliran. <1,5 jam aku tersaji di meja persidangan, mengalir penuh irama dan usaha dimana membuat setiap detiknya begitu berharga mengkristalkan mentalku. Terimakasih kepada semuanya yang tidak dapat aku sebutkan satu persatu atas cinta dan perhatiannya untuk bersedia hadir membesarkan hatiku. =) dan terimakasih kusertakan atas bouqouet-bouqouet bunga yang tersaji begitu cantik dan indah menyejukkan mata dengan penghargaan dan keberanian serta cinta yang terhantar. Momentum ini adalah awal dari babak hidup yang baru dan kupersembahkan serta teruntuk mereka yang pertama kali memberi arti cinta dearly beloved mamapapa kaka dan ade.
Love, alda

Thursday, July 1, 2010




First of July 2010
Menuntut dan Maknanya.  

            Dalam hubungan dua insan penting kiranya bagi kita untuk banyak belajar memahami karakter, dimana mengkomunikasikan perasaan dan ketakutan bisa menjadi bagian tersulitnya. Karakter seseorang terbentuk kuat sejak dikandung badan dimana perubahan terbentuk seiring peradaban yang memakan waktu hmm..tidak sebentar. Hal penting lainnya, pribadi manusia muncul bermula dari historis keluarga yang beragam. Kalo saya boleh berujar..dalam menjalankan suatu hubungan yaitu pertemanan bisa juga percintaan sebaiknya tidak sekali-kali kita mencoba merubah karakter orang dengan menuntut. Menuntut secara definitif adalah meminta dengan keras dengan setengah mengharuskan supaya dipenuhi (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1995). Menyikapi titel tersebut, terdapat kaidah yang perlu kita telusuri makna secara sewajarnya. Kita bisa mereduksi makna “menuntut” untuk kemudian membahasakannya menjadi “mengingatkan”. Dalam hal ini terdapat kata-kata general yang harus kita garis bawahi yaitu batas dan wajar. Yap, mengingatkan sewajarnya dalam batas dan mengingatkan dalam batas yang wajar. Seorang bijak pernah mengingatkan saya,
anakmu bukanlah anakmu tetapi anakmu adalah milik kehidupan”. Selaras dengan perkataan papa yang saya kutip di penghujung Mei lalu,
teh, kita tidak bisa mengubah orang menjadi seperti yang kita inginkan, karena tak ubahnya kamu yang berasal dari historis kami yang berbeda-beda (mama papa.RED), orang lainpun begitu. Berubahlah untuk diri sendiri dan ciptakanlah perubahan. Hasil kemudian akan mengikuti”.
            Maka, berangkat dari peran kita sebagai sahabat atau pacar, penting kiranya bagi kita untuk belajar menjadi pribadi yang memahami dan dapat menahan diri. Sesungguhnya umat manusia diciptakan Tuhan sejajar (Equal). Kita berdiri di bumi dengan satu hak dan penciptaan yang sama oleh Tuhan. Exactly, dalam hal apapun. Pendidikanlah yang membedakan satu umat manusia dengan yang lainnya. Pendidikan dan sistem nilai yang membuat manusia bisa saling menemukan kecocokan. Terserah apapun ras, suku, agama dan bangsanya. Dari Equal tersebut tentulah kita dapat menarik benang merahnya. Kemudian berlanjut pada sensitivity. Ciptakanlah persahabatan dan hubungan dengan kedekatan yang alami serta apa adanya. Adanya perasaan empati dan peduli serta sadar perasaan, perlu diupayakan demi kebaikan bersama. Yang terakhir adalah communication. Seperti yang telah disinggung diatas, mengkomunikasikan perasaan dan ketakutan bisa menjadi bagian tersulit. Perlu belajar memang untuk menciptakan bagaimana caranya untuk mewujudkan suasana nyaman sehingga kita sadar diri dan tahu batas untuk “menuntut” sehingga kemudian beralih maknanya menjadi “mengingatkan”.

Keyword: Equal, Sensitivity, Communication

Sunday, May 23, 2010

PYRAMID

Pyramid .
Kita tercipta dalam sebuah pyramid dengan 3 sisi. Tempat teratas, Tuhan persilahkan aku untuk berdiri. Kaki-kaki ruang ini diisi oleh sahabat dan musuh. Tuhan bilang kita ciptaannya yang sempurna. Ya, 90% kita memang dicipta dengan atmosfer sempurna dengan 10% nya diisi sebuah ruang bernama musuh.
Tahukah kamu bahwa 10% yang tipis tidak berguna itu justru yang mengangkat kamu ke tempat teratas? Tanpa musuh kamu tidak bisa menjadi sesuatu yang berarti. Tanpa mereka kamu tidak ada pengalaman hidup. Tanpa mereka kamu tidak belajar sebuah arti penting kegagalan. Bersyukurlah bahwa ia memang dicipta bersamamu untuk berjalan bersama. Aku dan kamu, memang sudah ditakdirkan Tuhan untuk bersama dalam sebuah bola bermasa bernama bumi.

musuh adalah satanic;
musuh adalah problematiques
musuh adalah teman yang iri ingin menjatuhkan;
musuh adalah diri sendiri.

seorang pemikir memberi tahu saya:
"tahukah kamu sesungguhnya musuh terbesar adalah diri sendiri."
hmm, kalau dipikir lebih dalam. benar adanya dan kalian pasti tahu maknanya.
yap, tergantung kalian memandang musuh ini dari segi apa dan sebagai apa.

*terimakasih atas inspirasinya; kepada seorang teman kribo nyentrik atas pandangannya akan hidup.
dan terimakasih kepada seluruh sahabat juga musuh untuk mendatangkan sebuah pelajaran bermanfaat. =)

. Sebuah pemikiran abad baru si gadis kontemporer